Sebenarnya, Petualangan kami di Wisata Alam Pesona Patirana 28 Bondowoso ini sudah kami lakukan beberapa bulan yang lalu, kira-kira pada bulan April. Namun, karena padatnya jadwal kuliah, dan segera setelah libur kuliah saya justru disergap tumpukan deadline di blog ini, maka baru sekaranglah sempat saya wujudkan tulisannya.
Keinginan untuk mengunjungi P 28 (sebutan singkat untuk Wisata Alam Pesona Patirana 28), sebenarnya sudah beberapa bulan sebelumnya. Ini gara-gara cerita teman-teman di kantor, ditambah lagi suami dan anak perempuan saya sudah muncak duluan beberapa minggu sebelumnya. Jadi, pas ada jeda kuliah dan akhir pekan saya pulang ke rumah, maka hayuklah…
Kami baru berangkat pukul sepuluhan dari rumah. Karena hanya outing berdua dengan suami, kami cukup pakai motor saja. Terhitung kesiangan kalau menurut saya. Karena, sebetulnya mungkin akan lebih nyaman berangkat pagi, jadi matahari tidak terlalu terik dan hasil foto juga bakal lebih bagus deh kayanya.
Kalau dari rumah kami di kawasan kembang, Bondowoso, P 28 tidaklah terlalu jauh. Dari rumah sampai ke tempat parker P 28, mungkin sekitar 40 menitan saja. Wisata Alam Pesona Patirana 28 Bondowoso ini terletak di desa wonosari, kecamatan Grujugan. Kalau dari pusat kota Bondowoso, jaraknya sekitar 12 kilometer saja.
Jalan menuju lokasi, khas pedesaan di daerah yang sedikit berbukit. Sejuk, hijau, dengan jalan berkelok-kelok dan sedikit kurang mulus di sana-sininya. Kami berhenti sejenak, menikmati gemericik air dan hembusan angin sepoi-sepoi, tepat disamping sebuah saluran (irigasi?) . Tak lama, kami sampai di gerbang Wisata Alam Pesona Patirana 28 Bondowoso. Wisata yang dikelola warga desa setempat ini sudah terlihat lumayan penuh lahan parkirnya. Sejumlah mobil dan motor tampak sudah terparkir di sana.
Suami membayar tiket pada petugas. Tiketnya murah saja ya. Hanya 10 ribu rupiah saja. Beres bayar tiket, kami segera berjalan menyusuri jalan setapak. Di awal, jalannya masih landai. So, kami berjalan santai saja. Apalagi juga jalan setapak ini dinaungi pepohonan besar. Rindang dan nyaman sekali udaranya.
Baca juga petualangan lainnya:
Tak lama, jalanan mulai menanjak. Wah, kudu waspada oper-oper gigi nih. Wkwk… *lu kate mobil? Di beberapa bagian yang cukup menanjak, diberikan semacam undak-undakan yang diperkuat dengan bambu. Hampir sejam kami berjalan menanjak. Berjalan perlahan saja, karena saya kurang banget exercise. Sementara Pak suwamik yang emang exercisenya oke banget, terlihat cengar-cengir aja melihat saya mulai ngos-ngosan. Beberapa kali tangannya terulur, membantu saya naik lebih tinggi. Huhuyyy…. pacaran lah kami. Bagus juga itu bocah pada enggak mau ikut.
Saat terasa sangat lelah, kami menemukan pondok bambu untuk beristirahat. So, kami putuskan berhenti sejenak. Saya memotret di sini, dan sempat membuat video. Amboi…. pemandangannya ciamik soro… kalau saja dibilang, ini adalah remahan surga yang tercecer, saya percaya aja!
Cukup beristirahat, kami memutuskan untuk kembali naik. Jalur seolah enggak ada datarnya. Enggak santai banget deh. Saya sempat bertemu seorang keponakan bersama teman-temannya di sini (anak sepupu saya) dan mereka saja yang muda, nyaris memutuskan balik kucing, turun, karena kecapaian. Lalu karena bujuk rayu kami, mereka mau mencoba terus naik. Hi..hi….
Kami bongkar bekal di sini. Dih… kok udah makan sih? Et…daripada kelaparan, coba? Lagian, makanan kami hanya berupa buah. Yakin enggak bikin perut berat deh. Setelah menghabiskan, masing-masing satu box nanas manis nan segar, dan bersantai sejenak, kami mulai naik lagi. Rute kali ini sudah macam naik gunung beneran. Nanjak maksimal!
Dan akhirnya, setelah susah payah, sampai juga kami di puncak tempat kekinian di Kabupaten Bondowoso ini. Kami kesulitan buat berfoto berdua menggunakan tongsis. Sementara kalau pakai tripod juga susah naruhnya, karena kami berada di sebuah batu besar di puncak. Untunglah, kami bertemu dua Mbak-mbak yang bersedia mengambilkan foto kami. Dan kamipun bergantian memotokan mereka. Jadi deh, kami punya foto keren berdua.
Tips Berwisata ke Wisata Alam Pesona Patirana 28
Untuk kawan-kawan yang akan menuju tempat ini, saya punya beberapa tips, atau katakanlah sekadar saran saja:
1. Upayakan jangan naik pada musim hujan. Jalanan bakal lebih licin, bok!
2. Naik saat masih cukup pagi, udara lebih sejuk dan tidak terlalu terik
3. Sebelum berangkan, jika Anda terhitung orang yang jarang berjalan/latihan, sebaiknya Anda berlatih dulu deh. Jalan kaki secara cepat menempuh 1-3 kilometer, kalau sudah nyaman buat Anda, insyaallah enggak akan kesulitan menempuh jalur hingga puncak.
4. Kenakan pakaian dan sepatu yang nyaman dan mendukung.
5. Setidaknya bawa minum supaya tidak dehidrasi.
6. Jangan ambil apapun kecuali foto. Suer, kesal banget saya melihat remaja yang seenak jidatnya memetik kembang-kembang disana. Jangan ya!! Meski itu bukan bunga atau tanaman yang dilindungi karena langka, tapi bisa enggak ngebayangin, jika semua yang naik ke sana punya niat memetik bunga. Gundul woiiii…
7. Jangan tinggalkan apapun, kecuali jejak kaki. Jujur, bikin ilfil banget ngelihat alam sebagus ini diceceri sampah, atau batu-batu yang dicorat-coret. Norak banget pelakunya.
8. Tempat ini ditutup pukul 4 sore. Jadi upayakan jangan melebihi waktu berkunjung ya. Demi keamanan dan keamanan semua pihak.
Nah, itu tadi oleh-oleh dari Wisata Alam Pesona Patirana 28. Banyak tempat lagi di dekat-dekat sini yang masih bisa untuk dieksplor. Nantikan cerita selanjutnya ya. Karena jalan-jalan bukan hanya soal “pergi ke mana?”. Akan tetapi juga bagaimana kita menikmati dan memaknai setiap perjalanan.
See you
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Karen Mbak Wid..saya waktu S1 sering ada penelitian harus naik gunung, ke cagar alam, Sekarang kejar-kejar anak udah gempor😂😂
Bisa lhooo dibikin fit lagi. Hayuk atur pola makan dan mulai bergerak.
sepotong surga yg tercecer y mbk haha. pengen juga kesana mbk.
Hayuk Mbak…. pokoknya kalau Mbak kesini, atau ke Ijen, dan sekitarnya, Wajib kontak aku Mbak. Ntar aku temeni. Ha..ha…
Terakhir naik gunung..(tangga maksudnya), waktu ke puncak Bromo, masing-masing gandeng seorang anak pula hahaha…Btw, itu masih alami gitu P28 yo Mbak..cakeeep!!
cakep banget P28, makasi tipsnya dan aku setuju mba wid Jangan ambil apapun dan jangan tinggalin apapun aku juga suka bete klo liat tempat wisata keren eh bnyk sampah dan pengunjungnya norak ga bisa jaga tangannya usil banget :/
Postingan ini 2017, gmn patirana sekarang bun. Katanya jd tempat wisata y. Sdh lama sy tidak ke Puncak patirana lg stlah pulang dari Al Ishlah. Cumn satu kali kesana, skrang sdh tdk berani lagi : ) kapok naik puncak.
Bgmn apa bisa kalo pake Mobil ke lokasi P28? Thanks mbak
Bisa, Pak. Kalau pakai mobil, begitu ketemu gerbang yg difoto, itu terus saja. Nanti akan ketemu jalan naiknya. Krn kalau yg jalan gerbang tadi itu terlalu sempit dan nanjak.
baguss bener kawasan pegunungannya mba.
ak masih asing sama wisata Bondowoso. cuma taunya kawah wurung aja, karena sekalian ke kawah ijen