Banyak para ahli dalam bidang finansial yang membahas, bagaimana seharusnya mengelola THR dengan bijak. Berbagai saran diberikan seperti: THR harusnya dipakai sekian persen buat bayar utang, sebagian buat keperluan lebaran, sekian dibuat investasi, dan bla…bla…bla lainnya. Menurut saya semua baik. Tapi, tetap semua tergantung kondisi dan kebutuhan tiap orang.
Bagaimana saya mengelola THR? Well, bagi PNS seperti saya, terhitung kalau tidak salah baru dua tahun ini dapat THR, yang disebut juga dengan gaji 14. Sebelumnya, kebutuhan Lebaran keluarga kami ya berasal dari tabungan yang sengaja disiapkan untuk Lebaran dan sebagian penghasilan bulan terakhir sebelum lebaran yang sengaja disisihkan. Kebutuhan Lebaran kami tak banyak, toh kami tak mudik jauh. Belanja-belanja baju lebaranpun biasanya kami lakukan bulan-bulan sebelumnya. Sedangkan kebutuhan untuk menyediakan makanan juga tak terlalu besar. Kue-kue kecil kami biasanya beli sekadarnya saja, sekadar bisa memuliakan tamu yang datang. Di keluarga kami juga tak ada tradisi member amplop pada anak kecil. Ada kebiasaan member amplop kepada budhe-budhe atau Mbak. Tapi, itupun jumlahnya tak banyak, karena di keluarga kami sudah banyak yang berpulang.
Baca Juga:
THR Untuk Asisten Rumah Tangga
Pengalaman Puasa Sehat Ala Food Combining
Tahun ini Alhamdulillah PNS dapat bagian THR lagi, sebesar gaji pokok kalau tidak salah. Alhamdulillah juga, job-job sebagai blogger invoicenya pada cair mendekati lebaran. Duh, sungguh para klien yang pengertian. Jadi, nilainya lumayanlah. Tapi…. eh tapi…. meski cukup leluasa, kami tidak boleh foya-foya dulu nih dengan uang THR. Apa pasal?
Juli ini bertepatan dengan jadwal anak-anak daftar ulang sekolah. Lumayan lah buat dua anak. Lalu Juli-Agustus giliran saya yang kudu daftar ulang. Wkwkw.. ini bikin jerit-jerit kantong jika tak disiapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya, karena nilai nominalnya lebih dari dua kali lipat gaji saya. Jadi, THR saya hanya terpakai sepertiganya buat Lebaran. Sisanya disisihkan untuk tambah-tambah bayar SPP.
Menyesalkah karena THR dipakai tidak pas dengan peruntukannya? Sama sekali tidak. Toh memang Lebaran kami cukup minimalis. Bahkan sangat beruntung, jadwal bayar SPP dekat dengan THR an, karena duit THR akhirnya bisa turut mensubsidi SPP. Wkwk….Te ha er iniiiii…janganlah cepat berlaluuuu…. kekep dompet erat-erat. Pakai kacamata kuda. No iseng-iseng lihat OL shop. Pokoknya SPP adalah prioritas. Titik!
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Kalau pengeluaraan THR tak dikontrol, kuatirnya SPP anka tak terbayakan ya mba. HIhih
Thr saya masih awet mom. Belum punya yang sekolah jadi.saya investkan
Sudah ilang 3/4 nya Mb Wid, ga bisa ditahan-tahan lagi, apalagi buat berobat pasca lebaran. Krucil plus emaknya ngapelin dokter 🙂
Ndilalah itu THR keluar pas masukin anak ke univ. Yaudah amblas wkwkwkwkk.
hahhaaa..hahaha..ikutan kekepan atm sama token ahh..
THR ku udah berlalu begitu ajaa mak Wid, huhuu..
Mari kita kuli lagi, buat ngumpulin THR lebaran depan xiix
Alhamdulillah lebaran makin ceria ya Bu
hihihi,,, topik yang menggemaskan ya 🙂
Senengnya, ya ketika kita masih bisa menerima THR atau gaji ke-13 apalagi gaji ke-14. Sebagai seorang Ibu yang masih memiliki anak–anak yang masih butuh pengeluaran untuk sekolah, memang harus wanti-wanti dengan penghasilan (?) yang didapat selama Lebaran dan juga income dari berbagai job yang diterima. Memang Allah rupanya telah mengatur bahwa rezeki Sang Emak adalah untuk kebutuhan seolah anak-anak. Nice effrorts, Mbak Widyanti.