Sebenarnya, destinasi ini belum terlalu lama kami kunjungi, baru akhir tahun 2015 lalu. Tapi, karena dalam beberapa kesempatan, anak-anak secara terang-terangan menyatakan belum puas bermain di tempat ini, ya udah, kami kunjungi lagi aja pas ada kesempatan. Kebetulan banget, kami menjadwalkan untuk mengunjungi Bromo. Nah, karena kami sudah tiba di Probolinggo pada hari kamis siang, sementara akan ke Bromo masih esoknya, jadi kesempatan kami gunakan kembali ke BJBR.
Tulisan lebih lengkap tentang BJBR pernah saya tulis di sini: Belajar Ekosistem Pasang Surut Di Ekowisata BJBR Probolinggo
Baca juga: Mengunjungi Bromo Bersama Anak-anak
Tidak terlalu banyak yang berubah dalam kurun waktu setengah tahun. Yang jelas, tiketnya yang naik drastis bok! Dari yang tadinya saya bilang murah meriah htm 15.000/ orang, kini melonjak dua kali lipatnya, menjadi Rp. 30.000/ orang untuk weekend atau holiday. Saya tarik kembali deh sebutan tempat wisata murah meriah, untuk BJBR. Ha..ha… pasalnya, kalau ukuran daerah sini, harga segitu tidak terlalu murah juga euyy.
Kali ini kami datang siang dan langsung menuju pantai buatannya, sesuai dengan permintaan the krucils. Masih sangat panas ketika anak-anak mulai bermain air, dan kami biarkan saja. Biar mereka puas dan ndak nagi terus bolak-balik ke sini. Ha..ha… kebiasaan mamak-mamak irit ini mah!
Mbak Raniah terlihat senang sekali berenang dan bermain air. Mas asa sangat antusias melihat kolam yang dihuni hiu. Lama bermain air, mereka minta disewakan sepeda air. Hayuklah kemon naaak. Sementara saya dan si ay duduk-duduk saja memandangi mereka bermain, sambil ngantuk-ngantuk.
Ada yang berubah lagi di BJBR di bagian Musholla. Kalau saat kami datang pertamakali, musholla cukup mungil. Kali ini pengelola mendirikan musholla tenda yang terletak di dekat area parkir. Lalu, ada tambahan lagi berupa semacam taman dengan pavement yang diberi atap payung-payu gitu. Seperti yang sedang ngehits saat ini kali ya. Tapi bagi saya, payung-payung ini wasting banget. Kenapa? Karena lokasinya superpanas dan bisa dijamin deh, payung-payung ini akan pudar dan tak cantik lagi warnanya hanya dalam beberapa bulan setelah dipasang. Setelah itu? Jelek dong kalau enggak diganti. Seharusnya, pemasangan elemen taman atau apapun mengenai bangunan atau fasilitas juga mempertimbangkan aspek cuaca. Itu sih kalau menurut saya.
Anak-anak puas juga bermain air, akhirnya…. dan itu memakan waktu sekitar 3 jam. Beres mereka bilas, tampaknya mereka kelaparan. Kami cuss ke kafe tenda. Anak-anak rikues kebab, memang ada gerobak kebab dan aneka burger di depan kafe. Sayangnya, kebabnya lagi kosong, maka perut-perut kelaparan ini menurut saja ketika diganjel burger. Ha..ha…citing ya naaaakkk…. tapi Bunda dan ayahnya enggak ikutan mamam kebab lo. Cuma ngicip secuil…bener secuil…
Saya memesan minuman untuk kami berempat. Kapucino untuk anak-anak, dan kopi hitam untuk saya dan ayah. Priiiittt… cheating! Ha..ha… makan sehat boleh lah… tapi sesekali minum kopi boleh juga dong! Apalagi saya memang dulu bisa dibilang nyaris pecandu kopi. Lagi pula ini suasananya enak banget uy.
Sore-sore dengan angin sepoi-sepoi khas pantai, duduk nyantai di kafe yang konstruksinya unik ini, sungguh asyik. O ya, jujur, untuk rasa minumannya standar aja. Biasa aja, meski begitu enak aja dinikmati. Nah, yang bikin spesyel itu ya suasananya. Saya suka banget, kafe berlantai pasir putih ini, dengan konstruksi tenda berwarna putih yang unik, dan berdinding tanaman cemara. Oke lah suasananya untuk bersantai sejenak. Melepaskan diri sejenak dari kejaran deadline job. Ha..ha…
Menjelang matahari terbenam, kami cabut. Dari kafe, kami menuju Mangrove Trail. Jalan-jalan dong kitah… rezeki banget nemuin track baru di bagian paling kiri yang sangat sepi. Di ujung track bahkan hanya ada kami berempat saja. Uhuyyy…. serasa lagi berlibur di tempat yang private.
Nah, karena tempatnya sepi, ya poto-poto dong kita. Banyaaaaakkk. Wkwkwk dasar gamau rugi. SI Ay dan anak-anak bahkan tidur-tiduran tuh. Nah, inilah kenarsisan kami berempat. Jadi, liburan ke BJBR kali ini benar-benar puas. Entah kapan ada kesempatan ke sini lagi. Yang jelas, kami masih menyimpan daftar panjang destinasi wisata di Indonesia yang harus kami kunjungi.
See U BJBR….
Bondowoso, Medio Agustus
WY
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook ,Β instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Baru tau di Probolinggo ada tempat semenarik itu π
Wah ad gembok cinta dimana2 hehe
TFS π
wah keren juga ya, suatu waktu bisa dicoba
kekinian tendanya mak, suejuuuuk pastinya, angin sepoi sepoi
Bisa banget sih mba ngambil futunya…. Pengeeen…
Bikin mupengggg
Bagus buat liburan, pengen ke sanaπ
Mbak Wid ikutan masang gembok cinta nggak? Eh, galfok sama gembok cintanya. Xixixixi.. Kapan ya saya bisa ke tempat wisata?
Kagaaa mbak. AKu orangnya terlalu perhitungan. Wkwkwkwk daripada buat beli gembok, mending buat beli es teh. UUpss…
wah asyik banget itu anak2 boboan di sana
Haha…iya Bundaaa …serasa resort milik sendiri karena sepiii