Darurat DHA: Ternyata 80 Persen Anak Indonesia Kekurangan DHA

Share

Membaca berita tentang #DaruratDHA, sebenarnya bikin kaget juga. Ternyata 80 Persen Anak Indonesia Kekurangan DHA. Iya kah Indonesia yang gemah ripah loh jinawi ini anak-anaknya kekurangan asam esensial penting tersebut? Anda percaya? Dengan penuh rasa penasaran saya langsung berburu jurnal aslinya. Lalu saya temukan ini: Intake of essential fatty acids in Indonesian children: secondary analysis of data from a nationally representative survey, yang dimuat di British Journal of Nutrition tahun 2016 lampau. Benar saja seperti disebutkan di atas, 80 persen lebih sedikit anak Indonesia usia 4-12 tahun kekurangan DHA.

Anda juga kaget? Tak apa. Mari kita ulik saja perihal DHA ini. Setidaknya kita bisa mencegah defisiensi DHA terjadi pada anak-anak kita.

Jujur, data di atas tadi membuat saya secara otomatis flashback ke masa sekitar 8 tahun lalu di mana anak-anak saya masih balita dan kembali mengevaluasi bagaimana pola asuh yang saya terapkan khususnya menyangkut pola makan.

Yang namanya anak-anak ya, ada masanya GTM alias gerakan tutup mulut. Ada juga masanya mereka menjadi picky eater, alias maunya itu lagiiii … itu lagi. Asa termasuk yang golongan picky. Duh, kalau udah maunya itu, yang berhari-hari bakalan minta makanan yang sama. Sebagai orang tua saya merasa, wah penting banget ini terus belajar tentang nutrisi. Jangan-jangan yang sudah saya lakukan masih ada salah-salahnya.

Baca Juga: Tips Agar Anak Suka Makan Sayur

Sebenarnya Apa Pengertian dan Manfaat DHA?

Ngomong-ngomong, apa sih sebenarnya DHA itu? Ceritanya, ada sebuah substansi yang disebut asam lemak esensial.  Nah, asam lemak esensial ini terdiri atas golongan Omega-3 dan Omega-6. Docosahexaenoic acid, alias DHA ini adalah asam lemak esensial yang termasuk dalam golongan Omega-3. Asam lemak esensial ini sangat penting karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi harus dicukupi dari makanan.

Peranan DHA dalam tubuh antara lain adalah membantu pembentukan sel, mengatur sistem syaraf, menguatkan sistem kardiovasuler, membangun sistem kekebalan tubuh dan membantu tbuh menyerap nutrisi. Selain itu, asam lemak esensial juga penting untuk kesehatan fungsi otak serta mata.

Gejala dan Bahaya Kekurangan DHA

Menilik peranan penting DHA serta asam lemak esensial lainnya, lalu apa kira-kira risiko yang mungkin terjadi jika kekurangan substansi tersebut? Banyak! Namun salah satu yang sangat penting dan mempengaruhi nasib generasi mendatang adalah pengaruhnya terhadap kecerdasan anak. Kekurangan DHA mempengaruhi kognitif anak ketika mereka sekolah nanti.

Penelitian yang dilakukan Alexandra J. Richardson, direktur The Charity Food and Behaviour Research menunjukkan rendahnya tingkat omega-3, khususnya DHA, pada asupan si kecil ternyata dapat mempengaruhi kinerja buruk saat tes membaca.

Akibat lainnya dari defisiensi asam lemak termasuk DHA adalah rendahnya kekebalan tubuh, hemorrhagic dermatitis, kulit kering serta berbagai permasalahan kulit lainnya.

Makanan Apa yang Mengandung DHA?

Ironisnya, banyak dari kita justru baru ngeh tentang DHA ini dari iklan susu formula. Padahal, secara alami DHA beberapa bahan makanan justru sangat kaya akan DHA. Inilah beberapa sumber DHA yang secara alami terdapat dalam makanan.

Banyak sumber mengatakan ASI atau Air Susu Ibu adalah sumber terbaik DHA bagi bayi. Jadi kalau menurut saya, salah satu upaya terbaik untuk mencegah defisiensi DHA pada anak ya adalah dengan memberikan mereka ASI eksklusif lalu disambung ASI dengan MPASI bergizi sesuai usianya.

Ikan dan beberapa makanan laut lain juga  sudah banyak dikenal sebagai sumber asam lemak esensial termasuk DHA. Ikan Sarden, Tuna, Makarel, Lemuru serta beberapa jenis seafood lainnya adalah sumber omega-3 yang baik. Tentunya tetap harus berimbang dan bervariasi dengan pemberian protein lain ya, karena saya baca bahwa konsumsi ikan 2-3 kali per minggu juga sudah cukup, kok.

Oh ya, selain ikan, protein hewani seperti daging dan telur juga mengandung omega-3. Jadi bisa diberikan juga dalam jumlah yang tepat. Beberapa jenis minyak seperti minyak kanola, minyak walnut, minyak kedelai dan produk kedelai lainnya, serta minyak biji rami juga kaya akan asam lemak esensial. Demikian juga beberapa jenis sayur dan buah misalnya alpukat, bayam, dan kubis. Biji chia juga kaya asam esensial, lo. Oya, susu pertumbuhan juga mengandung DHA. Namun memang untuk yang terakhir ini kami sekeluarga tidak mengkonsumsi secara rutin. Hanya sumber DHA lain yang insyaallah kami konsumsi secara bergantian.

Tentunya bukan hanya bayi dan anak-anak saja yang membutuhkan kecukupan asam-asam lemak esensial termasuk DHA, ya teman-teman. Orang dewasa seperti kita pun perlu. Nah, kalau sudah tahu pentingnya, tahu sumbernya, sekarang waktunya untuk terus mencermati asupan keluarga kita. Semoga jauh-jauh deh dari kekurangan DHA, ya.

Salam sehat.

Share

19 thoughts on “Darurat DHA: Ternyata 80 Persen Anak Indonesia Kekurangan DHA

  1. Berarti dari ibu hamil, menyusui, sampai anak-anak pun penting banget cukup mengonsumsi makanan kaya DHA dan Omega 3. Manfaatnya luar biasa ya sampai berefek ke kecerdasan anak.

      1. Soal ini menurutku tidak semata-mata terkait dg kemampuan ekonomi keluarga. Tapi lebih pada kesadaran ortu, terutama ibu. Aku melihat dg mata kepala sendiri, tetanggaku dulu yang tubuhnya bertabur emas, anaknya kurang gizi. Sampai dikunjungi dokter di rumahnya, dikasih bantuan susu. Doktere yo kaget bareng ngerti kondisi omahe. Maemnya supeeer irit. Nek ndulang anaknya berlauk ciki2an sing limangatusan itu lho, Mbak…

  2. Dari atas sampe bawah bacanya saya ber-oooooh ria. Padat ilmu banget mbak. Anak saya termasuk yang kurang doyan ikan. Makanya sering “ngalah” kasih ayam lagi, ayam lagi. Tapi ntar dicoba deh variasi cara masak biar kebutuhan DHAnya tetap tercukupi.

  3. PR besar nih buat saya mbak Wid. Si adik lagi susah makan banget dan akhirnya saya kasih makan apa yang adik mau saja. Mungkin harusnya bikin variasi menu ikan atau makanan laut kali ya…. Biar enggak melulu digoreng.

    1. Iya, Mbak. Pokoknya jadi ibu kudu terus semangat. haha… dilarang nyerah menghadapi gtm. Selain variasi menu mungkin perubahan suasana makan juga bisa dicoba.

      1. Yang jadi PR buat saya itu adalah anak ga suka makan ikan. Dulu pas si sulung dan si tengah (usia SD) masih kecil pada doyan. Tuna paling sering. Makin besar kok makin picky eater mereka ?

        Sedangkan si bungsu (hampir 2 th) sukanya sama tempe dan ayam. Telur cuma kuningnya aja.

        DHA ini harus selalu ada sepanjang hayat kan ya, mbak?

        1. Dari yang saya baca, iya, di segala usia butuh DHA dan kalau kekurangan emang tetep ada risikonya sih walau pada orang dewasa. Jadi emang ya kita semua kudu waspada ya. CUma emang kalau di anak-anak yg defisiensi DHA prihatinnya masalah perkembangan kecerdasannya itu Mbak. Kan jadinya kurang optimal belajar.

  4. Mudah-mudahan sudah memenuhi DHA untuk anak, 2 balita masih mengkonsumsi susu pertumbuhan, yang besar sering makan telur, kalau ikan laut kadang-kadang. Sulung ini termasuk picky eater, paling suka gulai ayam kadang berhari-hari makannya itu. Mesti dibuat jadwal menu buat bocah ni

    Makasih sharingnya mbak Wid

    1. Lha. Kok sama sulungku dulu. Dia kalo lagi demen nasi goreng, bisa seminggu minta nasi goreng terus. Sampai yang masakin juga bosen. Wkwkwk dasar bocahhh

  5. Penting banget memang memperhatikan makanan yang kita konsumsi setiap hari.
    Dan sepertinya saya harus banyak belajar nih mengenai hal seperti ini.

    makasi mba wi jadi tercerahkan.
    salam kenal.

  6. baca biji chia, jadi ingat dulu sempat ngincar (online) biji ini. Pas nemu, pas gak bisa beli.
    Kedelai juga mengandung DHA ya, pas nih saya lagi senang-senangnya bikin sule.

Leave a Reply to Cempaka Noviwijayanti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!