Bekal ramah lingkungan

Menjadi Traveler Yang Peduli Lingkungan

Share

Musim liburan usai sudah. Kini saatnya kembali ke tugas sehari-hari tentunya dengan semangat dan energi poll! Ada yang tertinggal dari musim liburan kemarin. Selain semangat yang membara untuk kembali beraktifitas seusai jiwa raga ini seolah di recharge selama dua pekan liburan, tersisa pula keprihatinan. Lho? Iya, salah satunya prihatin dengan tempat-tempat wisata di hari-hari liburan yang padat. Sampah yang dibuang sembarangan (padahal tersedia tempat sampah di lokasi tersebut), fasilitas-fasilitas umum yang digunakan semena-mena, dsb). Maka, sehabis liburan ini, saya tekadkan menulis artikel ini. Hi..hi… biar enggak keburu lupa.

Ada banyak hal, yang bisa dilakukan agar aktifitas ngebolang kita tidak berdampak terlalu merugikan terhadap lingkungan. Baik itu lingkungan seputar tempat wisata atau lokasi-lokasi yang kita kunjungi, ataupun lingkungan global secara umum. Yu coba kita cek satu-persatu. Baca juga: Kampanye gaya hidup sehat dan ramah lingkungan lewat blog.

Transportasi

Harus diakui, transportasi umum memang efisien bahan bakar. Bayangkan saja, kereta dengan delapan bahkan lebih gerbong, satu gerbongnya bisa membawa lebih dari sekian ratus penumpang. Eh tapi saya bukannya mau mengatakan Anda harus pakai public transportation ya. Kondisi tiap orang kan berbeda. Apalagi jika bepergiannya lebih dari empat orang, saya pikir masih efisienlah pergi dengan kendaraan sendiri.

Nah, jika Anda akan menggunakan kendaraan pribadi. Pastikan saja kendaraan dalam kondisi prima.  Mengendaralah dengan kecepatan normal. Cek secara berkala tekanan udara ban kendaraan Anda. Tekanan optimal akan membuat penggunaan bahan bakar yang efisien.

Kereta Api menjadi sarana transportasi umum yang bisa menjadi pilihan mengurangi emisi bahan bakar.

Makan-Minum

Nah, kalau bepergian apalagi berwisata memang salah satu yang paling asyik nih urusan makan dan minum. Kalau saya biasanya membawa bekal dari rumah. Jadi tak sepanjang masa travelling saya harus membeli.

Nah, setiap pagi biasanya saya isi semua tumbler dengan persediaan air dari galon atau jerigen. Ntar kalau habis diisi lagi. Nanti sore atau malamnya tumbler saya cuci bersih untuk kemudian siap digunakan lagi esoknya.

Dengan cara ini, kita bisa menghemat pengeluaran untuk membeli air minum dalam kemasan (AMDK). Apalagi kalau perginya rame-rame, banyak sekali lo, kebutuhan buat beli AMDK. Hitung saja, kalau seorang sehari butuh 2 literan. Empat orang perlu sedikitnya 8 liter sehari. Sementara kemasan terbesar botol AMDK taruhlah 1.5 liter. So, kita butuh setidaknya 6 botol sehari. Eh, lumayan lo yang bisa dihemat.

Itu baru dari sisi efisiensi biaya. Sekarang dari sisi waste minimisation. Dengan membawa sendiri minuman kita berarti kita bisa mengurangi timbulan sampah ”juga dong dari aktifitas plesir ini. so, gak perlu terlalu merasa berdosa pada lingkungan. He..he…

Membawa bekal makanan dan minuman sendiri untuk mengurangi sampah

Untuk makanan biasanya sebagian juga saya bawa sendiri. Bukan berarti menyianyiakan kesempatan untuk wiskul lo. Saya buat nyantai  aja deh yang penting ada upaya-upaya meminimalkan dampak akibat kegiatan plesir saya dan keluarga.

Biasanya pas awal berangkat bawa bekal nasi dari rumah pake wadah-wadah tuppy gitu. Sampai hotel saya cuci. Terkadang kalau pas jajan atau beli makanan berupa nasi juga saya minta penjualnya masukin ke tuppy yang setiap malam pasti selalu saya cuci bersih. Dengan cara ini saya bisa mengurang sampah berupa kemasan makanan seperti misalnya box, kertas lilin atau bahkan styrofoam yang biasanya sangat saya hindari. Khusus tentang styrofoam akan saya bahas tuntas dalam tulisan selanjutnya ya. Insyaa Allah. Baca juga: Styrofoam, bahaya di balik sosok putih bersihnya.

Bertanggung Jawab Atas Sampah Kita Sendiri

Seorang teman sempat bercerita, kelakuan seorang pengunjung buang sampah sembarang di pavement di Candi Borobudur yang membuatnya ilfil. Memang harus diakui terutama saat liburan tempat-tempat wisata bukan hanya ramai pengunjung, tetapi terkadang juga diikuti bertambahnya sampah yang dibuang sembarangan.

Buat saya ini enggak banget! Big NO lah. Meski kadang ada yang beralasan minimnya ketersediaan tempat sampah, buat saya itu bukan alasan. Saya biasa mengantungi sendiri sampah-sampah kecil, dimanapun bisa saya simpan. Di saku jaket, saku celana, bahkan di saku dalam tas. Buat sampah yang lebih besar, saya biasanya jaga-jaga bawa kantung plastik bekas di saku ransel saya. Setidaknya saat tempat sampah belum bisa saya temukan, sampah-sampah masuk kantung itu dulu. Lalu saya tenteng kesana-kemari, sampai saya temukan  tempat sampah barulah bisa saya buang dengan tenang.

Gengsi menenteng kantung isi sampah kesana kemari? Eh emang kenapa? Saya pikir gak ada yang salah. Yang sangat memalukan justru kalau kita buang sampah sembarangan.

Jangan Ambil Apapun Kecuali Foto

Hmmm…terdengar klasik. Tetapi benar adanya. Saking gemes dan kagumnya sama bunga-bunga indah di sebuah taman, mungkin terbersit niat untuk memetiknya. Tunggu dulu! Sebaiknya jangan deh! Mari kita nikmati saja keindahannya. Dipotret saja buat kenang-kenangan sih gak papa yah. asal jangan dipetik atau dirusak.

Perhatikan Papan Petunjuk

Biasanya setiap tempat wisata ada papan petunjuk yang berisi himbauan atau larangan. Misalnya di candi : dilarang memanjat. Sedangkan di museum biasanya ada larangan menyentuh objek. Di taman margasatwa juga biasanya ada larangan memberi makan hewan. Patuhi saja, demi kelangsungan hidupnya. Sebab bukan tak mungkin makanan yang kita berikan justru berakibat buruk bagi kesehatannya.

Nah, itu beberapa hal menurut pengalaman saya yang penting diperhatikan agar Menjadi Traveller Yang Peduli Lingkungan. Setidaknya kita sudah melakukan upaya agar apapun aktifitas kita termasuk berwisata tak terlalu banyak menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Papan pengumuman di obyek wisata Kampung Blekok, Situbond. Dokumentasi pribadi.

Share

12 thoughts on “Menjadi Traveler Yang Peduli Lingkungan

  1. Sikap kakak memang bagus. Coba kalau semua orang yang berwisata seperti kakak, indonesia akan dikenal dengan kebersihannya karena cinta lingkungan

  2. Keren banget mbak! Semoga semakin banyak traveller yang makin perduli dengan linkungan, kita juga yang diuntungkan yah karena selain menyelamatkan bumi, kita bisa berbangga punya negara yang bersih.

  3. Memang masih ada keprihatinan seperti ini di tengah2 masa liburan ya… Harapannya sih kesadaran masyarakat akan lingkungan semakin meningkat. Namun yg terpenting memang memulai dari masing2 individu dulu. Terima kasih tips2nya, Mak… Bawa bekal & minum sendiri itu memang banyak manfaatnya. Selain ramah lingkungan juga jadi ramah dompet, hehe… Apalagi kalau harga makanan-minuman di sekitar tempat wisatanya dimahalkan 🙂

      1. Duuuh saya setuju banget dengan tulisan ini. Traveller wajib peduli lingkungan. Saya sering menggerutu kalau lihat traveller membuang sampah sembarangan. Terkadang malah saya tegur jika terlihat di depan mata. Pemandangan alam yang seharusnya tampak asri dan indah, malah jadi rusak akibat ulah tangan-tangan jahil.

  4. Betul banget mak. Sering liat soalnya, tempat wisata alam, tapi kok banyak sampahnya. Padahal, kalau pengunjungnya sayang lingkungan, pasti kebersihan tempat wisata tersebut akan terus terjaga :))

Leave a Reply to Rani Yulianty Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!